penggunaanbahasa Bugis mulai tergeser oleh bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional di Indonesia. Oleh karena itu, tidak heran banyak dikalangan anak-anak, remaja, orang dewasa yang mulai meninggalkan bahasa Bugis. Oleh sebab itu, penelitian bentuk, fungsi, dan nilai ungkapan Bugis Bone penting dilaksanakan.
Kasihsayang orang tua tidak terbatas waktu. Anak yang berbakti pada orang tua akan mendapatkan kemudahan jalan hidupnya. Bersama artikel The Jombang Taste ini kami ajak Anda menyimak salah satu cerita rakyat Madura. Pada jaman dahulu kala di kota Makasar terdapat sebuah kerajaan yang besar. Rajanya sangat masyhur dan gagah perkasa, bergelar
PepatahBugis Bone. Oleh Bu Popi Diposting pada 23/10/2020. Pepatah biasanya dibuat oleh orang ahli dalam sastra bahasa. Sungai walenae yang melintasi wilayah kabupaten bone wajo dan soppeng berhubungan erat dengan sungai cenrana di wilayah bone yang bermuara di teluk bone. Untuk mengunduh File Gunakan tombol download dibawah ini.
Ceritakandongeng rakyat ini untuk si kecil malam ini. Selamat mendongeng contoh cerita rakyat singkat yang berasal dari Sulawesi Selatan ini. Contoh Cerita Rakyat Singkat : Kisah Putri Tandampalik. Utusan Raja Bone memahami dan mengerti keputusan Datu Luwu. Mereka pun kembali ke Kerajaan Bone untuk menyampaikan berita tersebut kepada Raja
maafteman"baru sempat apload video dari kami,komedi bugis bone ingat nah cerita ini bukan kisah nyata melainkan hanya hiburan semata hehe janki lupa subscri
Dịch Vụ Hỗ Trợ Vay Tiền Nhanh 1s. KAJIAN PROSA BUGIS-MAKASSAR ANALISIS CERITA RAKYAT OLEH KELOMPOK II DUA ASMANIAR SOFYAN ANDI SYASTRA LAPOTOBUNE DEPARTEMEN SASTRA DAERAH FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS HASANUDDIN 2018 BATU MEMMANA`E Engkana ritu seuwwa wettu ri tana Bone, sibola marana` marindo`. Indo`na maka gello na makessing ampena, naikiyya ana`na kuttu`na kuttuE nama tumpeng toa kedona. Jama-jamanna indo`na iyanaritu mappulung-pulung aju ri ale`E, nai nappa lao na balu ri pasaE. ana`na laing toi, jama-jamanna iyanaritu mattennung lipa ugi nai nappa lao na balu ri padangkang-padangkang`E. Ri bolana iyya mabelaE lao riyasengnge makessing, engka seddi asu naparakai. Asenna iyyanaritu La Balo. Iyya lapong asu maka patona risuro-suro. Engkanaro seuwwa esso, maka pellana essoE, napa relli-relli tongeng agaga nateppaiye. Nama tennung naro lapong ana` ri tengnga esso`E, na pole alalena topa ri bolaE, nasaba lapong indo lao ri pasaE ma`balu aju. Ritengnga jama-jamanna mattennung, poleniro cakkarudduna lapong ana`. Cakkado ado ni ri onrong na tudang. Magi nateppa sempe`na parewa tennung na lao ri sabolaE. Nasaba cakkaruddu na pole toni kuttuna, tea atinna lapong ana` ma`kedde malai parewa tennung na. Maelo mellau tulung ri indo`na, naikiyya lapong indo dei gaga ribolaE. Pole naingngarang ni makkeda engka asu na I La Balo . “parewa tennung ku ri sabolaE!” ri saliweng pappe sangkana lapong ana`, na ma`bali mana La Balo makkeda “Iyye puang, tatajeng nni cinampe`” Iyya maka seleng nna lapong ana` mengkalingai asunna macca ma`barekkada pada rupa tauwe. Pede` tattamba ni ro seleng na lapong ana` riwettu napeneddingini ajena de`naulle kedo. Mattedde pada batuE ajena lapong ana`. Na sibawa ro tau’ na, terri ni lapong ana` nai nappa naolli-olli indo`na. Maitta-maitta tainiyya ajena bawang matedde, naikiyya seddi ni batang kale, tassesa ulunna. Engkani ro indo`na lari menre bola mengkalingai terri peddina ana`na. Na runtu ni ana`na pada patung nge, de` naulle kedo. Makkeda ni ana`na “Ta`dampengengnga indo`. Madoraka ka` lao ri idi”. Nai nappa terri ni paimeng lapong ana’. Iyya mani napaja terri, mancaji batu maneng mani watang kale na. Iyya na bawang na pa lessu indo`na” aga tu pasikua ko na`?”. de` nari sangka-sangka, mancaji batu topa lapong indo`, nasaba makkamparang ngi lao ri ana`na. makku niro gangkana seddi kampong mancaji batu maneng taunna, nasaba niggi-nigi makkita, lao topa makkamparang, na mancaji batu topa ro alena. Iyyana ro pammulanna nariyaseng ni ro kampong nge ri tau egaE Batu Memmana`E iyyare`ga Batu TerriE. Terjemahan dalam bahasa Indonesia BATU MENANGIS ATAU BATU BERANAK Pada suatu waktu di tanah Bone, hiduplah dua orang anak dan ibu. Ibunya memiliki sifat dan perilaku yang sangat baik sedangkan anaknya malas saat disuruh dan egois. Pekerjaan ibunya adalah mencari kayu bakar di hutan kemudian menjualnya di pasar, sedangkan anaknya menenun sarung bugis yang di jualnya pada para pedagang. Di rumahnya yang jauh dari kesan bagus, mereka memilihara seekor anjing. Di namailah anjing itu dengan nama La Balo. Anjing ini sangat pintar dan patuh dengan perintah majikannya. Suatu hari yang sangat panas, menenunlah sang anak di rumahnya yang bisa di bilang gubuk itu. Sendiri ia menekuni pekerjaannya karena ibunya sedang ke pasar untuk menjual kayu bakar. Di tengah pekerjaannya menenun, merasa mengantuklah ia. Terantuk-antuk di tempat duduknya. Secara tidak sengaja, alat tenunnya jatuh ke kolong rumah. Karena sifat malasnya dan karena mengantuknya, maka engganlah sang anak untuk beranjak dan memungut alat tenunnya. Mau minta tolong ibunya, ibunya sedang pergi ke pasar. Di ingatnya bahwa ia memiliki anjing peliharaan. Maka di panggilnya anjing itu dengan berkata “O Balo, tolong kau ambilkan alat tenunku!”. Di luar prasangka sang anak, maka menyahutlah sang anjing dengan berkata, “Iyye puang, tunggulah sebentar” Sungguh kaget sang anak demi mendengar anjing peliharanny dapat berbicara layaknya manusia banyak. Bertambah kagetlah sang anak ketika merasakan kakinya kaku dan tak bisa digerakkan. Mengeras seperti batu kaki sang anak. Bersama dengan rasa takutnya, menangislah sang anak sambil memanggil-manggil ibunya. Lama kelamaan , tidak hanya kakinya yang mengeras, tetapi seluruh tubuhnya, terkecuali wajahnya. Maka datanglah ibunya demi mendengar tangis pedih anaknya. Ditemukannya anaknya telah menjadi patung dan tak dapat bergerak. Berkatalah sang anak “Maafkan aku ibu, terlalu durhaka aku padamu” kemudian ia kembali menangis sampai kepalanya menjadi batu pun air mata tetap jatuh dari matanya. Berkatalah sang ibu, “Apa yang menyebabkanmu menjadi seperti ini nak”. Menangis pula san ibu, dan tak di sangka-sangka ibunya pun berubah menjadi batu Karena ia menaegur perubahan yang terjadi pada anaknya. Begitulah, maka satu kampong penduduk berubah menjadi batu, karena saling menegur satu sama lain. Itulah asal mula di namainya kampong tersebut sebagai Batu Menangis atau Batu Beranak. Analisi Tema Anak perempuan yang pemalas Pencerita Pencerita dalam cerira ini adalah pencerita luar, karena tidak terlibat langsung dalam cerita. Latar latar tempat Rumah, pasar, dan perkampungan latar waktu Siang latar suasana Tegang dan Menyedihkan Alur Karena di mulai dengan memperkenalkan tokoh, kemudian muncul masalah, dan mencapai klimaks/puncak permasalahannya Tokoh dan penokohan Anak perempuan Manja, pemalas, dan egois Ibu Sabar dan Pekerja keras Sudut pandang Orang ketiga. Karena, dalam semua rangkaian cerita tidak ada kata "aku" untuk mendeskripsikan Si Anak Perempuan maupun Ibunya. Gaya bahasa Dalam cerita ini menggunakan majas personifikasi Majas personifikasi memiliki gaya bahasa perbandingan, yaitu membandingkan benda mati atau tidak dapat bergerak sehingga sepertinya tampak bernyawa dan dapat berperilaku seperti manusia Amanat Pada Cerita Rakyat “Batu Memmana’e” ini menceritakan mengenai seorang gadis yang pemalas bahkan untuk urusan pribadinya sendiri, pada akhirnya si gadis mendapat akibat dari kemalasannya, menjadi batu. Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa selagi masih bisa, mengapa harus bermalas-malasan dan sebagai seorang anak patutlah membantu meringankan beban oranngtua. Cerita Rakyat tersebut mengandung banyak nilai moral yang dapat dijadikan pelajaran untuk generasi muda di era modern saat ini.
Ilustrasi Nenek Pakande INT Bone -Kalau anda orang bugis, pasti sering mendengar Nenek Pakande. Nenek Pakande merupakan tokoh dongeng yang melegenda dikalangan masyarakat bugis. Nenek Pakande biasa disebut nenek moyang kita untuk menakuti anak-anak kecil yang sering menangis " pajani teri engka tu matu nenek pakande" berhenti menangis datang nanti nenek pakande, itulah ucapan yang sering dilontorkan nenek kita ketika ada anak kecil yang sedang menangis. Nenek pakande dalam dongeng adalah seorang nenek siluman pemangsa anak kecil. nenek pakande biasa beraksi setelah matahari tenggelam, atau dalam bugis dikenal Labu Esso. tidak sedikit anak kecil hilang secara misterius, diyakini pada saat itu merupakan korban nenek pakande. Keberadaan nenek pakande sangat merasahkan masyarakat, oleh karena itu pemanku adat melakukan rapat atau dalam bugis disebut Tudang Sipulung. Dalam Tudang Sipulung diwacanakan hanya ada satu yang bisa mengalahkan nenek pakande yaitu Raja La BangkungRraja Bangkung merupakan sosok manusia raksasa. Namun para peserta tudang sipulung tidak mengetahui keberadaan Raja La Bangkung. La Beddu yang merupakan orang ikut dalam acara tudang sipulung tersebut mengusulkan dirinya bisa menyamar menjadi Raja La Bangkung, namun orang yang ikut tudang sipulung tersebut meragukan usulan La beddu pasalnya tubuh La Beddu pendek dan kecil. Tidak ada solusi yang bisa disepakati dalam tudang sipulung tersebut, terpaksa usulan La Beddu diterimah, namun La beddu memiliki beberapa permintaan, yaitu meminta disediakan bayi untuk memancing Nenek Pakande, Busa sabun yang banyak, Salaga alat garapan padi masyarakat bugis, dan tali yang panjang. Setelah permintaan La Beddu disediakan, dibawahlah bayi kerumah La La Beddu dan segala permintaannya, bersembunyilah La beddu di "rakkiang" tempat penyimpanan padi masyarakat bugis yang di buat dibawa atap rumah, pada Saat Labu Esso, akhirnya tangisan si bayi terdengar oleh Nenek Pakande, Nenek Pakande pun datang kerumah La beddu untuk memakan si bayi, pada saat ingin memakan si bayi, bersuaralah La beddu dari "rakkiang" "Haenenek pakande jaganlah kau memakan bayi itu, itu adalah milikku " teriak La beddu. " siapa kamu ?" tanya nenek pakande, " saya raja La Bangkung" jawab La Beddu " bohong, raja La bangkung suda tidak ada" balas nenek pakande " kalau kau tidak percaya lihat ludah ku " dilemparlah busa sabun yang dikumpulkan tadi oleh labeddu, nenek pakande pun terkejut, karena ludahnya memang cukup banyak, sebanyak ludah raja La Bangkung, karena merasa belum percaya, nenek pakande, meminta bukti yang lain, " apa lagi yang bisa membuktikan kalau kau ini raja La Bangkung" teriak nenek pakande. La beddu pun melempar salaga, ini sisir ku, sekedar diketahui salaga memang berbetuk seperti sisir" nenek pakande tambah terkejut karena sisir yang diakui raja La Bangkung memeang besar, namun nenek pakande mencoba menenangkan diri, dan belum percaya sepenuhnya sehingga meminta bukti kembali, " apa lagi yang kau miliki" tanya nenek pakande. La Beddu pun melempar tali, " ini rambutku yang panjang" melihat tali yang dikiranya rambut itu, nenek pakande lari terbirit birit karena ketakutan, karen percaya bahwa diatas rakkiangitu adalah raja labangkung yang bisa memakannya. setelah itu nenek pakande pun tidak perna muncul, sampai pada saat ini, hanya nama yang sering diucapkan oleh nenek kita.
dongeng bahasa bugis bone